Current Date: Kamis, 25 September 2025

Mahasiswa ITB Ciptakan UAV Energi Surya untuk Tanggulangi Tumpahan Minyak

Mahasiswa ITB Ciptakan UAV Energi Surya untuk Tanggulangi Tumpahan Minyak
Tim RAKAVANA ITB/Dok.ITB

Listrik Indonesia | Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali mengukir prestasi di tingkat internasional. Tim RAKAVANA, yang terdiri dari Fawwaz Athar Suandhito (Teknik Mesin 2022), Frenaldi Sam Faidiban (Teknik Mesin 2022), dan Gravin Hotasi Zakharia (Teknik Mesin 2022), berhasil meraih posisi 2nd Runner-Up dalam ajang DERRICK 2024 cabang Mechanical Essay Competition. Kompetisi ini diselenggarakan oleh PEM Akamigas dengan tema “Rapid Energy Optimization in the Oil and Gas Industry with Artificial Intelligence Technology Based on Blue Economy and Sustainable Energy”.

Tim RAKAVANA mengusung inovasi bertajuk "Solar Powered Unmanned Aerial Vehicle with Integration of Artificial Intelligence for Sustainable Solutions in Oil Spill Response". Inovasi ini lahir sebagai respons terhadap tantangan besar dalam menangani tumpahan minyak di laut yang dapat merusak ekosistem laut dan mengganggu perekonomian masyarakat pesisir.

Inovasi mereka mengusulkan pengembangan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) berbasis energi surya yang terintegrasi dengan kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi dan menangani tumpahan minyak di laut. UAV ini memiliki kemampuan terbang hingga 205 km dengan dukungan panel surya yang memungkinkan operasi berkelanjutan. Dengan sistem pengisian daya langsung di udara berbasis energi matahari, UAV ini dapat beroperasi tanpa gangguan.

Teknologi AI berbasis deep learning diterapkan untuk menganalisis data citra satelit Synthetic Aperture Radar (SAR) yang digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi tumpahan minyak. AI ini memungkinkan UAV untuk secara otomatis menentukan lokasi tumpahan, mengarahkan UAV ke area tersebut, dan menerapkan biodispersant untuk mempercepat pembersihan minyak.

Kompetisi ini berlangsung sejak September hingga November 2024, melibatkan perguruan tinggi dari berbagai negara. Tim RAKAVANA menghadapi tantangan besar dalam membagi waktu antara akademik dan persiapan lomba. Meski tengah menjalani semester lima yang padat dengan praktikum dan ujian, tim ini tetap gigih menyelesaikan paper, presentasi, dan simulasi teknologi mereka.

“Waktu itu cukup sulit, terutama ketika harus menyelesaikan modul praktikum sambil mengerjakan proyek lomba. Tapi semua perjuangan terbayar,” ujar Fawwaz Athar, Ketua Tim RAKAVANA, mengutip itb.ac.id

Gravin menambahkan, “Kami harus mempelajari banyak hal baru, termasuk teknologi machine learning yang tidak diajarkan langsung di jurusan kami. Butuh dua hingga tiga bulan untuk memahami dasar-dasar AI dan mengaplikasikannya.” Sebagai bentuk dedikasi, Gravin bahkan mengikuti kelas machine learning di fakultas lain demi mendalami teknologi ini.

Keberhasilan Tim RAKAVANA bukan hanya tentang memenangkan kompetisi, tetapi juga membuka peluang untuk inovasi lebih besar di masa depan. Sam menekankan pentingnya semangat berkarya selama kuliah. “Prestasi ini bukan akhir, melainkan awal untuk terus berkarya. Jangan hanya kuliah, manfaatkan waktu untuk berkontribusi,” ujarnya.

Gravin menambahkan, “Jangan takut keluar dari zona nyaman. Gunakan kesempatan selama menjadi mahasiswa di kampus ini untuk berkembang dan mengejar peluang.”

Keberhasilan ini juga tak lepas dari dukungan FTMD ITB, yang memberikan bantuan finansial, mentoring, dan fasilitas di Laboratorium Teknik Produksi. “Kami berterima kasih kepada Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) ITB, khususnya angkatan Orpheus, yang telah menjadi support system kami selama perjalanan ini,” ujar Fawwaz.

Fawwaz pun menyampaikan pesan untuk mahasiswa lainnya, “Kalah atau menang dalam lomba bukanlah yang utama. Yang penting adalah pengalaman dan ilmu yang didapat. Jangan takut gagal, berani mencoba adalah langkah pertama menuju kesuksesan.”

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Teknologi

Index

Berita Lainnya

Index